Kenangan Berbalut Kehangatan di Ssangmundong: Reply 1988 (응답하라 1988) (2015)

reply family

Warga Ssangmundong

Hangat. Teramat sangat hangat.

Bagaikan menyaksikan kembali “A.C.I” dicampur “Rumah Masa Depan” dicampur “Jendela Rumah Kita”. Menikmati kenangan yang dibalut kehangatan, kira-kira begitu rasanya.

The Reply series have been around for almost 4 years now. Dan selama itu itu pula, walaupun sampai jatuh cinta sama duo dodol Yoo Yeon Seok-Son Ho Joon (pemain “Reply 1994”) di variety Friends/Youth Over Flowers, keberadaannya gak bikin saya menyegerakan menonton seri ini. Sampai beberapa waktu lalu mendadak iseng. Ho oh, hanya karena iseng dan mulai kekurangan asupan drako seiring dengan nyaris berakhirnya “Bubblegum”.

Namun ternyata oh ternyata, tak disangka tak dinyana saya dibuat begitu jatuh cinta dengan seri ini.

Kenangan mungkin merupakan kunci formula seri Reply. Kalau ditanya ke saya, kenangan yang mana? Kan saya bukan orang Korea. Iya betul banget. Tapi melihat ke belakang, era itu (ini khusus bicara “Reply 1988” ya (selanjutnya ditulis R88), karena saya belum nonton 2 seri pendahulunya) nyaris dikuasai oleh hanya satu gelombang budaya populer, yaitu budaya populer Amerika. Ini gak terlepas dari agenda imperialisme Amerika yang mungkin dengan bodohnya gak kita sadari waktu itu (lha iyak, wong saya masih piyik). “Catatan Si Boy” adalah salah satu produk film masa itu yang habis-habisan menghadirkan referensi budaya populer dan gaya hidup keamerika-amerikaan. Di salah satu serinya, CSB bahkan sampai mengambil setting di LA, sarang anak-anak tajir pejabat Orba masa itu. Korea Selatan, seperti halnya Indonesia, masa itu juga dilanda demam budaya populer Amerika. Political fact, Korea Selatan merupakan salah satu pendukung terbesar Amerika Serikat sampai saat ini.

Okay, I think that’s enough. Nanti malah kepanjangan ngelantur jadi telaah sejarah deh.

Kembali ke Reply, seperti 2 seri pendahulunya, R88 juga menceritakan kisah kasih sekumpulan anak muda yang pada tahun 1988 itu tinggal bertetangga di Ssangmundong, sebuah area di pinggiran Seoul. Akamsi lah judulnya. Seri Reply (katanya) selalu punya benang merah menebak siapa calon suami si tokoh utama perempuannya. Tapi untungnya ini tidak lantas membuat R88 berkutat ngurek-ngurek si Deok Seon (yang diperankan dengan sangat unyu bin gengges oleh Hyeri, yang lebih dulu dikenal sebagai personil Girl’s Day) bakal kawin sama siapa doang. Bahkan porsi tebak-tebak buah manggis calon suami dan drama dunia pergebetan Deok Seon mungkin gak sampai 40% dari keseluruhan cerita R88.

reply1988 - 2

Akamsi Ssangmundong

Seperti halnya “Rumah Masa Depan”, dan tentunya drama yang jadi inspirasinya “Three Families Under One Roof” (“Hanjiboong Segajok”) (maaf, buat yang ini saya gak punya pengetahuan apapun kecuali referensi dari forum Soompi http://forums.soompi.com/en/topic/346174-drama-2015-answer-me-1988-%EC%9D%91%EB%8B%B5%ED%95%98%EB%9D%BC-1988/?page=2), R88 komplit menghadirkan hubungan di antara mak-bapak-anak, kakak-adik, tetangga, teman, de el el de el el. Hubungan manusia sehari-hari, pre-gadget era. Masa ketika dimana saat kita mau main, tinggal keluar rumah, berdiri di depan pagar tetangga, terus teriak-teriak panggil namanya tanpa perlu janjian playdate. Atau di kalau di kasusnya akamsi Ssangmundong ini, main gerebek kamarnya Taek (si super manis Park Bo Gum). Kakak adik gantian nongkrongin telfon rumah dengan saling ancam, “Jangan lama-lama lu, gua lagi nungguin telfon!” Tetangga dari saling kirim makanan, pinjam bahan masakan, sampai pinjam uang buat tambal sulam kondisi finansial yang kembang kempis. Manis, tapi gak kemanisan. Menyentuh, tapi gak cengeng. Pas. Seperti menikmati pisang goreng dan teh manis hangat di teras rumah sore hari.

R88 juga sepertinya tidak merasa perlu untuk menghadirkan ide-ide besar, justru kekuatannya terletak pada kesederhanaan. Anak bete karena ortu (seperti) pilih kasih, abege curi-curi nonton bokep, pensiun dini, sampai menopause segala dibahas di R88. Penggarapan detail semua aspek yang nyaris tanpa cela menempatkan R88, bersama dengan Heard It Through The Grapevine, sebagai salah satu drama Korea terbaik di daftar drako kesukaan saya.

Oke lanjut. Bicara tentang “membangkitkan kenangan” tentu gak aci (cuma anak lama yang ngerti istilah ini) kalau kita gak membicarakan tentang budaya populer yang tadi sempat disinggung secuil sebelumnya. Jika film “Architecture 101” menghidupkan kembali tren 90an di kebudayaan populer Korea Selatan, R88 sepertinya justru terinspirasi atau mungkin memanfaatkan gelombang tren 80an yang tahun lalu melanda dunia K-Pop (check out SHINee’s “Married To The Music”, my personal favourite album of 2015 and Wonder Girls’ “I Feel You”, which MV looks like today’s copy of Robert Palmer’s “Addicted To Love”). Soundtrack R88 bahkan merajai tangga-tangga lagu Korea Selatan selama beberapa minggu

SHINee – Married To The Music

Wonder Girls – I Feel You

Generasi X dan secuil generasi Y mungkin masih inget celana baggy, kemeja gombrong, nintendo, keriting papan, poni trap (poni traaaaap!!!), LA Gear & Nike Air Jordan? Semua hadir di R88. Salah satu episodenya bahkan memperlihatkan bagaimana Deok Seon membentuk poni trap-nya. That one really hits home, LOL. Gimana Deok Seon ngakalin celananya yang lurus jadi baggy juga manis sekali. Karena keluarganya bukan keluarga berada dan selalu kekurangan secara finansial, Deok Seon (kayaknya) gak punya banyak baju, sepatu pun harus nunggu giliran ada uang untuk diganti. Untuk mengakali supaya tetap trendy (bahaha, aku gak percaya pake kata ini lagi), Deok Seon melipat sisi luar celana jeansnya lalu melipat bagian bawah ke atas.Voilà! Jadi deh celana baggy. Sangat inspirasional!

Mirip-mirip malam keluarga kita dulu menonton “Gita Remaja” atau “Berpacu Dalam Melodi”, setiap tahun semua keluarga di Ssangmundong ini gak absen nongkrongin kompetisi MBC College Musicians Festival, yang tahun 1988 itu dimenangkan oleh Infinite Track (무한궤도) dari Seoul National, Yonsei dan Sogang University

Infinite Track (무한궤도) – To You (그대에게)

Infinite Track waktu itu sepertinya membawa angin segar ke dunia musik Korea Selatan dengan aliran rock proggresive-nya, sedikit berbeda dari tren umum yang masih didominasi pop melankolis. Cukup menarik membaca bahwa ini pun dipengaruhi faktor politik masa itu. Rasa synth kuat dalam musik Infinite Track (yang merupakan cikal bakal N.E.X.T) ini juga kita temukan di band-band jazz fusion Indonesia circa 80an, seperti EmeraldKarimata dan Krakatau (mohon dikoreksi kalau salah, maklum ingatan semi-berkarat).

Emerald Band – Ronggeng

Referensi barat di film ini mungkin lebih akrab buat penonton Indonesia, seperti grup NKOTB, film “Dirty Dancing”, lagu tema “MacGyver” dan “Knight Rider” serta tidak ketinggalan lagu “Nothing’s Gonna Change My Love For You”-nya George Benson/Glenn Medeiros.

        “Nothing’s Gonna Change My Love For You”. Lagu wajib darmawisata

R88 juga tidak melewatkan peristiwa-peristiwa penting bersejarah dalam kehidupan sosial ekonomi politik Korea Selatan pada masa itu, seperti Olimpiade Seoul dan restrukturisasi Bank Hanil, walaupun beberapa detail sepertinya rada keteteran. Misalnya pada kasus Bo Ra (Ryu Hye Young), kakak Deok Seon yang adalah aktivis mahasiswa. Dari blog Following Kpop;

“But the show creators turned her into an important activist who goes out of her way to participate in the occupation of the Minjeong Party headquarters in Episode 5. According to an Ize article, this event was expected to be violent and the participants went in knowing that they would all be arrested. It would have been very unlikely for a female college sophomore to have gone in and come out in one piece. In addition, the event was organized by a group to which Bo-ra’s school Seoul National University did not belong at the time due to an ideological rift. She must have felt very strongly about the event to have joined it on her own and wouldn’t have come back home to hide under a blanket.”

Dengan topik yang beragam dan materi yang kuat, R88 tidak takut akan durasi tiap episodenya yang tergolong panjang. Jika hampir semua drama Korea berdurasi kurang lebih 1 jam per episode, R88 berdurasi rata-rata 1,5 jam per episodenya, bahkan hampir mencapai 2 jam di episode-episode terakhir. Durasi yang panjang ternyata toh tetap membuat penonton manteng di depan TV. Ini dibuktikan dengan pencapaian rating yang memecahkan rekor rating tertinggi sepanjang masa untuk TV kabel, yaitu 18,8% untuk episode finalnya. Rating rata-rata TV kabel biasanya tidak mencapai 2 digit, tidak seperti TV umum. 

Walaupun R88 ini kocaknya ampun-ampunan, rasanya belum pernah selama ngikutin drama Korea di tiap episode pasti saya punya sesi mewek.  Seduapuluh-puluhnya!

Tulisan ini pertama kali diterbitkan di sini.

One thought on “Kenangan Berbalut Kehangatan di Ssangmundong: Reply 1988 (응답하라 1988) (2015)

  1. Reply emang keren,, greget sampe tetes terakhir,, nonton setiap episode pasti gw tersenyum lebar dan mewek..

Leave a reply to Vina Cancel reply