Lirik Lagu Asyik


Teks. Edo Wallad

Rasanya yang kita dengar sekarang di lagu Indonesia hanya lagu seputaran sakit hati, janji, dan selingkuh. Formula itu harus ada agar lagu anda diterima label dan telinga masyarakat (atau membodohi masyarakat dengan membentuk opini publik kalau itulah yang mereka butuhkan). Yang membuat saya miris adalah ketika teman-teman saya akhirnya bermutasi dan berpura-pura bisa menikmati musik picisan itu. Sebut saja ada teman saya yang pernah mengenyam kuliah di negeri kanguru dan bisa menikmati musik seperti Sigur ros, Magnetic Fields, dan Muscles harus mengadaptasi kupingnya supaya bisa menikmati ‘cinta ini membunuhku’ atau ‘lalu bilang i love you padaku’. Bukan cuma dia, salah satu teman yang menjadi biduan di grup reggae terdepan indonesia harus men-tweet kalo dia sebaiknya bisa menikmati lagu-lagu itu agar dia bisa mengerti apa selera pasar Indonesia.

Ketika Fariz RM bincang di talkshow acara saya yang dipandu Farhan dia mengucapkan satu kalimat klise tapi sangat saya rasakan kebenarannya; “musisi 80 (jamannya pop kreatif) itu jamannya musisi menggiring industri, tapi sekarang yang terjadi kebalikkannya. ”

Mungkin lagu saya tidak pernah jadi mengiang di kepala orang banyak, tapi saya lebih baik mati mencoba untuk meningkatkan selera pasar indonesia, dari pada harus terus membodohi selera pasar.